Keaksaraan dasar merupakan bagian dari pendidikan non formal yang memberikan intervensi positif terhadap peningkatan kehidupan masyarakat. Suatu kenyataan yang ada di setiap wilayah, bahwa masyarakat tuna aksara umumnya hidup dalam keterbelakangan pengetahuan , sikap mental pembaharuan dan pembangunan serta keterampilan. Pada tahun 2009 penduduk buta aksara usia 15 tahun keatas berjumlah 8,3 juta orang (5,03 %) dan sebagian besar adalah perempuan.
Dengan adanya bantuan operasional penyelenggaraan keaksaraan dasar bagi SKB Kota Pangkalpinang, maka sebagai salah satu lembaga pendidikan non formal untuk melayani kebutuhan masyarakat. SKB KOTA PANGKALPINANG menyelenggarakan program keaksaraan dasar, salah satunya berlokasi di Airitam, gang pelita RT. 11 dan RT.07 dengan warga belajar berjumlah 21 warga yang rata-rata berusia 25 tahun keatas. Lokasi pembelajaran di sebelah masjid Al-iman, yang sehari-harinya lokasi tersebut dipakai untuk kegiatan TPA sampai ashar, kemudian dilanjutkan kegiatan Keaksaraan dasar yang dilaksanakan hanya 2 hari yaitu selasa dan rabu, pembelajaran dimulai jam 15.30 - 17.30.
Selain itu juga SKB KOTA PANGKALPINANG menyelenggarakan program keaksaraan Usaha Mandiri di daerah Tua tunu Kecamatan Grunggang Pangkalpinang dengan warga belajar 11 orang yang usianya antara 30 -35 tahun.
Secara garis besar kegiatan keaksaraan dasar ini, dimulai dengan mengumpulkan warga pada bulan juni untuk membahas kapan, dimana, hari apa pelaksanaan keaksaraan dasar ini akan dilaksanakan. Setelah warga dikumpulkan, maka kita mulai dengan memberikan gambaran mengenai keaksaraan dasar itu apa dan apa itu sukma. Setelah warga paham, maka kita memberikan gambaran juga kepada tutor dan warga apa-apa saja kompetensi dasar yang harus diselesaikan di program keaksaraan dasar agar mereka bisa memperoleh SUKMA.
Selain itu setiap pertemuan selalu membuat catatan (jurnal ) dalam buku kemajuan kelas, sehingga bisa memantau perkembangan belajar. Kelebihan program keaksaraan dasar yang kita laksanakan di airitam ini, selain warga bisa belajar membaca, menulis,berhitung, mendengar, berbicara menggunakan bahasa Indonesia, warga belajar juga memperoleh bekal agama, sesuai kemampuan warganya,Sebagai tambahan ada pelajaran iqra dan ada pelajaran membaca alquran.
Pendekatan agama bagi warga belajar keaksaraan dasar ini sangat efektif, karena peserta keaksaraan dasar ini mayoritas adalah ibu rumah tangga, yang agamis, sehingga pendekatan dengan pengajian sangat efektif.Selain Warga belajar diberikan keterampilan, agar menambah pengetahuan dan bekal yang berguna. Agar bisa memperbaiki dan menambah penghasilan keluarga. Sehingga selain mengentaskan program belajar 9 tahun juga bisa meningkatkan taraf kehidupan masyarakat.